Jumat, 06 Desember 2013

Gaya Belajarrrrr. . . .

Macam-Macam Gaya Belajar




Macam-Macam Gaya Belajar

Kita tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasanan dan cara yang kita inginkan karena masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.
Banyak anak menurun prestasi belajarnya disekolah karena dirumah anak dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka masing-masing.

Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality).

Pengertian Gaya Belajar dan Macam-macam Gaya Belajar

 1.   VISUAL (Visual Learners)

Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :

1.     Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
2.     Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3.     Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4.     Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5.     Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6.     Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7.     Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu


 2.     AUDITORI (Auditory Learners )

Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :

1.     Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
2.     Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
3.     Cenderung banyak omong
4.     Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
5.     Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
6.     Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
7.     Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya  anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll


 3.  KINESTETIK (Kinesthetic Learners)

Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya  ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.

Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :

1.     Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
2.     Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3.     Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
4.     Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5.     Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
6.     Menyukai praktek/ percobaan
7.     Menyukai permainan dan aktivitas fisik
Demikianlah macam-macam gaya belajar mudah-mudahan dapat menjadi bahan acuan kita untuk menentukan cara belajar yang baik dan pas untuk kita sehingga mampu menyerap pelajaran dengan baik. Nah sekarang mana gaya belajar anda atau anak anda?


Tugas Kemitraan ( Relation Partnership )

BAB I
PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG
Dalam sejarah perkembangan manusia tidak terdapat seorangpun yang bisa hidup sendiri, terpisah dari  kelompok manusia lainnya kecuali dalam keadaan terpaksa dan itupun hanya sementara waktu. Manusia sebagai mahluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesame manusia lainnya, jadi mahluk yang suka bermasyarakat. 

Hasrat untuk hidup bersama memang telah menjadi pembaaan manusia, merupakan suatu keharusan untuk melangsungkan hidupnya, karena tiap manusia mempunyai keperluan sendiri – sendiri dan sering kali keperluan itu searah serta sepadan satusama lain, sehingga dengan kerjasama atau kemitraan tujuan manusia untuk memenuhi keperluan itu akan lebih mudah dan dapat tercapai. Kemitraan akan menghasilkan efisiensi yang dimiliki oleh pihak-pihak yang bermitra dan karenanya menguntungkan semua pihak yang bermitra. Kemitraan hanya dapat berlangsung secara efektif dan berkesinambungan jika kemitraan dijalankan dalam kerangka berfikir pembangunan ekonomi.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka perlunya menjalin kemitraan antar sesama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat dan dalam menjalankan suatu usaha.

B.     RUMUSAN MASALAH
Apa itu kemitraan ?
Jenis kemitraan yang dilakukan ?
Prinsip kemitraan yang dilakukan ?
Persyaratan kemitraan yang efektif ?
Sumber konflik dalam suatu kemitraan ?

C.      MANFAAT DAN TUJUAN
Manfaat dan tujuan dibuatnya laporan tentang kemitraan yaitu :
Agar dapat menjelaskan definisi dari kemitraan.
Agar dapat menjelaskan jenis dan prinsip kemitraan yang dilakukan.
Agar dapat menjelaskan persyaratan kemitraan yang efektif.
Agar dapat menjelaskan sumber konflik dalam suatu kemitraan.




BAB II
ISI LAPORAN


A.     NARASUMBER
Nama                                   :  Catur Basuki
Jabatan                                : Pegawai Akasia Computer
Alamat                                 :  Pulosari Rt 01 Rw 04 Gayam, Sukoharjo

B.     PERUSAHAAN
Nama perusahaan             :  “AKASIA COMPUTER”
Alamat                                 :  Jl. Slamet Riyadi 24, Sukoharjo

C.       DEFINISI KEMITRAN

Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antaraindividu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.
Ada berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi:
1)     kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ”partner”.
2)     Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama.
3)     Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing.
4)     Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masingmasing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan.

Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat.
Sedangkan menurut narasumber yaitu Sdr Catur Kemitraan adalah suatu kerjasama antara pengusaha satu dengan pengusaha lainnya yang saling membutuhkan dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan bersama.

D.     JENIS KEMITRAAN
Jenis – jenis kemitraan diantaranya yaitu :
a)     Kemitraan Jual – Beli
b)     Kemitraan Produksi
c)      Kemitraan Investasi
d)     Kemitraan Pemasaran
Merurut hasil wawancara, jenis kemitraan yang dilakukan oleh “Prima Computer” merupakan jenis kemitraan jual – Beli karena sebagai produsen atau penjual harus mampu menjalin kerjasam yang baik dengan konsumen.

E.      PRINSIP KEMITRAAN
Prinsip dalam Membangun Jejaring Kerja (Kemitraan)

1)     Kesamaan visi-misi
Kemitraan hendaknya dibangun atas         dasar kesamaan visi dan misi dan tujuan organisasi. Kesamaan  dalam  visi  dan misi menjadi motivasi dan perekat pola  kemitraan. Dua   atau   lebih   lembaga dapat      bersinergi untuk mencapai tujuan yang sama.

2)     Kepercayaan (trust)
Setelah ada kesamaan visi



                  dan misi maka prinsip berikutnya yang tidak kalah penting adalah adanya rasa                     saling percaya antar pihak yang bermitra. Oleh karena itu  kepercayaan  adalah                  modal  dasar  membangun  jejaring  dan kemitraan. Untuk dapat dipercaya maka                     komunikasi yang dibangun harus   dilandasi itikad   (niat)   yang   baik   dan                                   

                  menjunjung   tinggi kejujuran.
3)   Saling  manguntungkan
Asas  saling  menguntungkan  merupakan fondas yang   kua dalam   membangu kemitraan.   Jik dalam bermitra ada salah satu pihak yang merasa dirugikan, merasa tidak mendapat  manfaat  lebih,  maka  akan  menggangu  keharmonisan dalam  bekerja  sama.  Antara  pihak  yang  bermitra  harus  saling memberi   kontribus sesuai   peran   masing-masing   da merasa diuntungkan.

4)  Efisiensi dan  efektivitas
Dengan  mensinergikan  beberapa  sumber untuk mencapai          tujuan  yang sama diharapkan mampu meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan tanaga. Efisiensi tersebut tentu  saja   tidak   mengurangi   kualitas   proses  dan   hasil.   Justru sebaliknya  dapat  meningkatkan  kualitas  proses  dan  produk  yang dicapai.

5)   Komunikasi timbal balik
Komunikasi timbal balik  atas dasar saling menghargai   satu sama        lain      merupakan fondamen      dalam membangun kerjasama. Tanpa komunikasi timbal balik maka akan terjadi  dominasi  satu  terhadap  yang  lainnya  yang  dapat  merusak hubungan yang sudah dibangun.

6)     Komitmen yang kuat
Jejaring Kerja sama akan terbangun dengan kuat  dan  permanen  jika  ada  komitmen  satu  sama  lain  terhadap kesepakatan-kesepakatan yang dibuat bersama.

Prinsip kemitraan yang dilakukan oleh narasumber atau “Prima Computer” yaitu rasa saling percaya antara satu dengan yang lain, adanya kesamaan tujuan yang ingin dicapai.

F.      PERSYARATAN KEMITRAAN
Kemitraan usaha bukanlah penguasaan yang satu atas yang lain, khususnya yang besar atas yang kecil, melainkan menjamin kemandirian pihak-pihak yang bermitra, karena kemitraan bukanlah proses merger atau akuisisi. Kemitraan usaha yang kita inginkan bukanlah kemitraan yang bebas nilai, melainkan kemitraan yang tetap dilandasi oleh tanggung jawab moral dan etika bisnis yang sehat, yang sesuai dengan demokrasi ekonomi. Adapun syarat-syarat kemitraan adalah sebagai berikut:
a.     Tujuan umum yang sama
b.     Kesetaraan
c.      Saling menghargai
d.     Saling memberi kontribusi
e.     Ada efek sinergi
f.      Saling menguntungkan

Syarat kemitraan menurut narasumber yaitu saling percaya, adanya hubungan timbal balik antara pihak yang melakukan kerjasama atau kemitraan, saling menguntungkan antara pihak yang melakukan kerjasama atau kemitraan.    

G.     KONFLIK DALAM SUATU KEMITRAAN
Beberapa literatur menyebutkan makna konflik sebagai suatu perbedaan pendapat di antara dua atau lebih anggota atau kelompok dan organisasi, yang muncul dari kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang langka atau aktivitas kerja dan mereka mempunyai status, tujuan, nilai, atau pandangan yang berbeda, dimana masing-masing pihak berupaya untuk memenangkan kepentingan atau pandangannya. Sedangkan menurut Brown(1998), konflik merupakan bentuk interaksi perbedaan kepentingan, persepsi, dan pilihan.Wujudnya bisa berupa ketidak-setujuan kecil sampai ke perkelahian (Purnama, 2000).
Faktor-faktor yang bisa mendorong konflik adalah (Daft: 1992) :
·         perubahan lingkungan eksternal,
·         perubahan ukuran perusahaan sebagai akibat tuntutan persaingan,
·         perkembangan teknologi,
·         pencapaian tujuan organisasi,
               Menurut narasumber factor yang dapat mempengaruhi kemitraan yaitu :
1.      Tidak adanya rasa saling percaya
2.      Adanya  pihak yang dirugikan dari kemitraan yang dilakukan.





BAB III
PENUTUP



A.     KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian tersebut yaitu :
1.      Menjalin kemitraan merupakan salah satu bentuk komuikasi antara satu dengan yang lain.
2.      Kemitraan dapat terjalin apabila ada rasa saling percaya sehingga dapat terjadi kerjasama yang baik.
3.      Kemitraan sangat dibutuhkan di dunia usaha khususnya, selain sebagai bentuk kerjasama kemitraan juga dapat menambah keuntungan bagi masing – masing pihak yang melakukan kemitrraan.

B.     SARAN
Saran yang dapat diambil dari uraian tersebut yaitu :
1.      Dalam melakukan suatu usaha hendaknya penting melakukan jejaring kerja (kemitraan) atau hubungan kerjasama yang baik.
2.      Hendaknya dalam menjalin kemitraan harus disasarkan sikap saling percaya agar kemitraan yang dilakukan tidak banyak timbul konflik nantinya.
3.      Kemitraan hendaknya dijalin bukanhanya dalam dunia usaha melainkan juga dilakukan dalam kehidupan social bermasyarakat.







LAPORAN
TUGAS RELATION PARTNERSHIP


 



Disusun Oleh

                                        Nama                      :           Risa Dewi Astuti

                                        NIM                         :           11.31567



POLITEKNIK PRATAMA MULIA
SURAKARTA

2013